Rabu, Februari 04, 2009

Bicaralah Dengan Hati Nurani

Buat anda para elit politik serta penentu kebijakan di negeri ini, semoga masih ada hati dan nurani di negeri ini agar kami semua bisa percaya lagi, jangan sia-siakan kepercayaan kami, semoga saja bisa peduli akan keberadaan kami karna kepedulikanmu juga keperdulian kami, dihatimu, dilidahmu dan hasil buah aturan kebijakan/payung hukum yang kami harapkan agar kami mendapatkan ketenangan dalam berkarya untuk bisa bertahan hidup dan juga suasana yang kondusif bagi dunia kependidikan khususnya bagi para Tenaga Honorer PTT TU di Sekolah-sekolah Negeri di Seluruh Indonesia, serta demi tercapainya Pembangunan Pendidikan Nasional.
Semoga kami semua tidak apatis, apriori, pesimistis dan tak lagi peduli serta selagi kami masih mau bicara/mengadu, terhadap apa yang terjadi karena kebijakan dan perlakuan yang selama ini telah terjadi.

Bicaralah dengan hati dan nurani, dengarlah kami sebagai rakyat kecil bukankah suara rakyat adalah suara Tuhan yang harus didengar dan diperhatikan.
Walau otak cerdas, pendidikan tinggi, berdasi karena suratan nasib yang baik duduk di kursi empuk, semoga juga diimbangi dengan moralitas dan hati nurani sempurna sebagai manusia, agar kami percaya dan memperjuangkannya hingga kami bisa merasakan keadilan itu, semoga ini bukanlah mimpi.

Wahai saudara-saudaraku para Tenaga Honorer Sekolah PTT TU Sekolah Negeri seluruh Indonesia, mari bersatu bergandengan tangan satukan tekad teruslah berjuang agar kita bisa bertahan untuk hidup, demi masa depan kesejahteraan kita juga negeri ini, hingga kita dapat merasakan keadilan dan kesejahteraan itu. Tekad kita terus dan terus berjuang untuk mencari keadilan, baik itu dengan turun ke jalan, tulisan, lukisan, nyanyian, sikap perilaku dan lainnya. Dengan tak lupa kita adalah manusia yang memiliki moral dan etika dalam menyampaikan perjuangan, semoga keikhlasan yang selama ini kita kerjakan sebagai Tenaga Honorer PTT TU Sekolah akan membuahkan hasil yang setimpal dan di ridhoi oleh Allah SWT. aminn.

Tak kenal maka tak sayang oleh karana itu, anda harus mengenal dan mempelajari siapa Kami ini Para Honorer PTT TU Sekolah Negeri di Seluruh Indonesia. Tak adil rasanya anda beragumen tentang masalah dan permasalahann kami kalau tak pernah turun ke lapangan hanya melihat data dan tulisan, entah ditulis entah tidak atau entah dibaca entah dipelajari, dan akhirnya anda tak pedulikan keberadaan kami.

Mengapa?, sebab anda sendiri sebenarnya tak tahu dan tak memahami permasalah dan keberadaan hidup kami kami para Tenaga Honorer PTT TU Sekolah Negeri di Seluruh Indonesia. Tapi mengapa anda begitu memahami dan peduli terhadap Tenaga Honorer APBN/APBD GBS/TKK juga SEKDES, kami juga Tenaga Honorer yang bertugas di Instansi Pemerintahan di bidang Kependidikan di Sekolah-sekolah Negeri Seluruh Indonesia. Adilkah ini?.

Mohon maaf, tak cukupkah Pengorbanan dan Perjuangan selama ini, yang telah kami berikan bagi bangsa ini di kependidikan khususna tenaga kependidikan lainya sebagai TU (Tenaga Tata Usaha) tahunan belasan bahkan puluhan tahun kami bekerja sebagi subangsih dalam mengisi kemerdekaan di negeri ini.
Agar semua sekolah bisa berjalan lancar tentunya harus ada pembagian dari suatu sistem kependidikan diantaranya Tenaga Pengajar (Guru) dan tentunya harus diimbang dengan lancarnya Administarasi Kependidikan itulah tugas kami Tata Usaha (TU) dari tenaga kependidikan lainnya. Karna kami merupakan suatu bagian dari suatu sistem kependidikan di negeri ini, agar Pembangunan Pendidikan Nasional bisa berjalan efektif dan bersinergi Dengan Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional yang merumuskan Tiga Pilar Kebijakan Umum Pembangunan Pendidikan Nasional yaitu :
(1) Peningkatan pemerataan dan perluasan akses pendidikan
(2) Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan
(3) Penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik pengelolaan pendidikan.

Semoga cita-cita para pejuang dan pendiri republik ini tak dikotori agar bisa menyaksikan kesejahterakan rakyatnya.
Semoga bangsa ini menjadi bangsa yang maju dalam berbagai bidang, bangsa yang berpendidikan, beradab, bermoral, bermartabat dan berkeadilan sosial. Aminn.

Kemerdekaan

Segenap rakyat Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2007 ini turut serta merayakan dan mengikuti peringatan HUT RI ke 62, sebagai perwujudan nyata dalam mengisi kemerdekaan bagi bangsa ini. Di kota Rangkasbitung Kabupaten Lebak Upacara Detik-detik peringatan Proklamasi 17 Agustus 1945 pada tahun 2007 ini berlangsung hikmat dan semarak, untuk mengenang kembali perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan segenap jiwa dan raga demi kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang kita cita-citakan bersama.

Tapi apakah bangsa ini telah benar-benar MERDEKA dalam arti yang sebenar-benarnya Merdeka?. Merdeka dari segala bentuk Penindasan, Kesengsaraan, Kemiskinan, Kebodohan, serta Kezholiman. Tapi mengapa sekarang Korupsi, Kolusi serta Nepotisme telah membudaya dan mengakar dalam hidup dan kehidupan bangsa ini.

Mari kita merenung bersama untuk kembali mengenang cita-cita para pejuang bangsa ini, yang telah mengorbankan seluruh jiwa dan raga demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Jangan kau hianati dan nodai hasil perjuangan mereka yang telah berkorban untuk bangsa ini, demi kemerdekaan yang seutuhnya milik segenap rakyat Indonesia untuk menuju masyarakat Indonesia yang adil dan sejahtera, tapi bukan milik segelintir para elit politik, penguasa, kelompok, kerabat dan keluarga, serta terbebas dari segala bentuk dan wujud penjajahan.

Mari kita renungi mengapa segala musibah, cobaan, dan malapetak selalu datang silih berganti, menimpah bangsa ini. Rakyat kecil tak berdosa harus turut juga merasakan cobaan dan penderitaan ini.

Tuhan mungkin memberikan cobaan dan takdir ini, sebagai peringatan agar bangsa ini terbangun dari mimpi gelapnya untuk segera tersadar dan memperbaiki diri dari segala bentuk kezholiman yang terjadi di bumi tercinta ini. Aminn.

Perlakuan Diskriminatif Pemerintah

Pemerintah telah bersikap diskriminatif. Dengan pemberlakuan PP Nomor 48 Tahun 2005 jelas sebuah diskriminasi. Kami yang selama ini mengabdi menjadi Tenaga Administrasi Pegawai Tata Usaha di Sekolah Negeri ternyata tidak pernah dianggap keberadaanya. Buktinya pengabdian kami dibedakan dengan honorer guru GBS TKK APBN/APBD padahal sama-sama mengabdi di pendidikan dalam instansi pemerintah. Hanya dengan selembar kertas nasib kami dibedakan yaitu SK Honorer TKS dan Honorer TKK, seolah pengabdian kami tak memiliki nilai dan makna  apa-apa padahal kami turut memberi andil dalam mencerdaskan bangsa dan sama-sama memiliki beban moral demi kemajuan pendidikan di Indonesia. Yang sangat kami sesalkan mengapa Depdiknas juga seolah menutup mata akan keberadaan kami lantas hasil kerja yang selama itu kami laksanakan sebagai bentuk pengabdian demi kemajuan pendidikan di Indonesia dianggap tak memiliki nilai dan tak berarti apa-apa, mengapa kami diperlakukan seperti itu, mengapa Pemerintah dan Depdiknas tak mau ikut peduli memperjuangkan nasib kami padahal segenap kemampuan dan waktu kami telah korbankan. 
Bukankah ini Departemen yang membidangi KEPENDIDIKAN dan BERPENDIDIKAN tunjukan itu, juga bentuk kepedulia serta perjuanganya pada kami, agar nasib kami pegawai Honorer Tata Usaha ada perbaikan, kejelasan dan kepastian.

Diskriminasi dan ketidak adilan

Hari ini Di Kabupaten Lebak Tenaga Honorer TKK yang dibiayai APBN/APBD bersuka cita karna mereka berhasil lulus sebagai CPNS sebab nama2 mereka telah masuk dalam Data Base BKN sebagai jaminan kepastian pengangkatan CPNS dan telah terjaring dan memenuhi syarat PP.48 Thn.2005, dengan masa kerja dan usia jauh lebih muda dari yang aku miliki. Ibarat Siluman sepertinya keberadaan ku sebagai tenaga honorer itu Ada Tapi Tak Nampak. Jangankan suatu kepastian, diakui sebagai Tenaga Honorer saja tidak, apalagi aku bisa terdaftar dalam data Base BKN, peningkatan kesejahteraan dan perbaikan nasib itu hanya mimpi mustahil terwujud. Tapi dibalik itu aku sadar mungkin itu sudah takdirku yang harus ku jalani.
Semoga aku diberi ketabahan dalam menjalani hidup dan kehidupan aminn.